MANUSIA
SATU RUPIAH DAN MANUSIA SATU TRILIUN
Monolog
pertama:

Monolog
kedua:
“Dunia manis kau katakan, tak semuanya manis bagi
kami sebab kami manusia 1 rupiah. Bagaimana tidak kami katakan seperti ini,
sebab dunia hanya memihak manusia 1 triliun saja. Kami teronta-ronta dalam
tusukan belati mimpi yang kian menjauh dari genggaman harapan. Pudar terbawa
angin, padahal angin itu tidak samasekali kencang. Pendidikan hanyalah salah
satu tema klasik dalam perdebatan mimpi-mimpi kami.
(melihat pendidikan yang sedang duduk termenung)
“ Kau pendidikan?”
“ Ahhhh pasti bukan, karena aku tahu pendidikan
hanya mau mendekati manusia 1 triliun, tidak seperti kami hanya manusia 1
rupiah.”
“Ha hahahahahaha tapi tenang, walaupun kami
manusia 1 rupiah, tapi jiwa kami 1 triliun.
(memandangi pendidikan dengan tajam)
“ Lalu apa yang kau lakukan disisni wahai
pendidikan?’
“ Apa kau ingin
menghujani kami dengan hinaan-hinaan?”
“ hahahahaha silahkan saja aku sudah tidak peduli
sebab pendidikan hanya milik manusia 1 triliun saja.”
(tiba-tiba menangis)
“ Tapi kenapa harus begini, ini tidak adil bagi
kami, kami juga manusia bukan binatang.”
“ Ragaku runyam, jiwaku mendebu hancur, dunia ini
tidak adil bagi kami.”
“ Sorotan mata penuh benci selalu kami dapatkan,
tendangan-tendangan kaki penuh hina selalu menapak di kepala kami.”
(suara lantang mata melotot)
“ Wahai para petinggi-petinggi negeri dengarkan
celotehan kami.”
“ Angkat kami dari kubangan kenistaan dengan
pendidikan.”
“ Rangkul kami dengan kasih sayang pendidikan.’
“ Belai kami dengan tangan pendidkan.”
“ Kami akan buktikan pada dunia bahwa kami manusia
1 rupiah pun bisa.”
(duduk sambil merunduk)
Monolog
ketiga:
“ Cuih (semabil meludah)”
“ Dasar manusia bau, mau mendekati pendidikan tapi
hanya punya 1 rupiah saja.”
“ Cuih (sambil meludah)”
“ Sadarlah kau wahai 1 rupuah, jangn bermimpi
disiang bolong, kau mengeluh kesah pada petinggi negeri ini? Hahahahahahahahaha
sampai mulutmu berbusa pun tidak akan didengarkan, sebab telingan mereka sudah
tertutup oleh kepentingan pribadi mereka sendiri.”
“ Aku saja yang manusia 1 triliun masih kesulitan
menemukan jalan hidupku, apalagi kau yang untuk makan saja masih mengemis pada
dunia.hahahahhahahaha lucu sekali”
“ Tapi, jangan terus-terus terbenam dalam pilu
manusia 1 rupiah, nanti tenaga kau habis memikirkan hal-hal yang semu.”
“hahahahahahha (terdiam) ya, kau benar pendidikan
hanya milik kami manusia ber-uang, dunia kami jajah, fakta kami selimuti dengan
kebohongan, kami menutup mata dengan sensaranya kau sebab kasta kita berbeda”
“ (terdiam menatap pendidikan-lalu memegang tangan
pendidikan) ayo pendidikan ikut bersamaku agar kau tidak ternoda oleh aroma
kemiskinan mereka.”
Monolog
kedua berdiri dan memegang tangan pendidikan lalu adegan tarik menarikpun
terjadi.
Monolog
(pendidikan) keempat:
“(teriak) Stooooooooppppppp”
“Apakah kalian tidak bosan perang kalimat-kalimat
hina?”
“ Aku bosan mendengar kalian, dari zaman manusia
batu sampai modern ini, masih saja kalian perang, kapan kalian merdeka? kapan?
(mengelilingi manusia 1 rupiah dan 1 triliun)
“ Kenapa kau diam ( bertanya pada manusia 1
rupiah), dan mengapa kau sunyi? (bertanya pada manusia 1 triliun)
“ Kau, manusia 1 rupiah. Kau selaaaalu mengeluh
dan mengkambinghitamkan dunia, kau katakan dunia tak adil bagimu. Aku jadi
bingung apa benar dunia ini tak adil? Atau hanya alasan kau saja untuk menutupi
kemalasanmu?
(melihat manusia 1 triliun)
“ Dan kau manusia 1 triliun. Selama ini kau selalu
menuhankan hartamu, kau tidak pernah melihat kebawah pandanganmu selalu kau
arahkan keatas sehingga kau lupa akan kulitmu.”
“ Kau anggap dengan harta dan tahta kau dapat
menginjak semuanya? Kau anggap dengan harta dan tahta kau bisa memberi titah
pada dunia ini? Hahahaha sungguh tidak wahai manusia 1 triliun.”
“ Ingat dunia ini selalu berputar, bisa jadi kau
akan berubah menjadi manusia 1 rupiah bahkan ungkin nol rupiah hahahahhaa.”
“ Sudahlah aku capek dengan tingkah kalian, lebih
baik aku pergi dari dunia ini agar kalian tak akan mendapakan aku lagi, (sedih)
aku merasa bersalah pada bumi pertiwi, bagaimana tidak mereka yang mengaku
berpendidikan malah moral mereka yang bobrok .”
“ Aku tak berhasil mendidik negeri ini.”
“ Aku tak berhasil mendidik bangsa ini”
“ Kemunafikan ada dimana-mana.”
“ Pendidikan tak mampu menghentikan kerakusan
mereka mengejar duniawi.”
“ Jadi apa gunanya aku ada.”
(pergi meninggalkan panggung lalu manusia 1 rupiah
dan 1 triliun melakukan gerakan yang seolah-olah tak mau pendidikan pergi.”
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar