Senin, 07 April 2014

ABSENSI TOILET


1.        Pendahuluan
Toilet merupakan salah satu fasilitas yang selalu dipergunakan oleh masyarakat. Toilet yang bersih, sehat, dan wangi merupakn toilet dambaan disemua kalangan masyarakat. Tidak terkecuali pada masyarakat sekolah.
Toilet dapat dikatakan sebagai sarana kebersihan dan kesehatan pada lingkungan sekolah, karena salah satu indikator bersih dan sehatnya sebuah sekolah, biasanya dilihat dari bersih tidaknya  toilet yang dimiliki. Toilet dikatakan sebagai sarana kesehatan karena sebagai tempat membuang hajat atau kotoran yang ada dalam perut kita. Sampah yang ada dalam perut jika tidak segera dibuang dengan segera, maka akan menjadi sumber penyakit, dan gangguan kesehatan. Terlebih saat musim hujan, dimana kondisi sangat dingin, sehingga kebutuhan siswa untuk buang air kecil menjadi lebih tinggi.
Akan tetapi, realita yang tampak, kebersihan toilet  di sekolah jauh dari kata layak.  Tembok-tembok yang penuh coretan, wadah penampung air yang kecil bahkan sering kali bocor, dan bau yang sangat menyengat merupakan bukti dambaan toilet yang sehat di lingkungan sekolah jauh dari harapan.
Berdasarkan pemaparan tersebut, maka tentunya akan muncul pertanyaan-pertanyaan klasik, seperti: apa penyebab toilet sekolah jauh dari kata sehat?, bagaimana standar toilet bisa dikatakan sehat? dan yang terakhir tentunya bagaimana mengatasi permasalahan toilet sekolah yang jauh dari kata sehat?. Ketiga pertaanyaan tersebut pasti selalu muncul dibenak kita, sehingga hal tersebut harus menjadi perhatian yang serius mengingat toilet merupakan fasilitas kesehatan yang dapat mencerminkan baik atau tidaknya menejemen sekolah tersebut.  Karya tulis yang berjudul “ Absensi Toilet Sekolah ” ini akan mencoba menjawab semua pertannyaan tersebut dan mencoba memberikan sebuah solusi yang sederhana, sehingga dapat diterapkan di sekolah manapun dan diharapkan dapat meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya menjaga kebersihan toilet di sekolah.

2.        Pembahasan
a.      Toilet sekolah kok bisa jorok?
Seperti yang telah dipaparkan di atas bahwa masalah yang sering dihadapi oleh tolilet sekolah sehingga jauh dari kesan sehat dan bersih adalah: 1. Tembok toilet yang penuh dengan coretan, baik itu dengan spidol, cat, dan tape x; 2. Kondisi wadah penampungan air yang terkadang bocor dan kepala kran yang sering tidak ditutup kembali setelah digunakan sehingga memungkinkan terjadinya pemborosan air; dan 3. toilet sekolah yang mengeluarkan aroma yang tidak sedap.
Ketiga permasalah tersebut adalah permasalahan yang sering ditemukan di toilet sekolah. Permasalahan tersebut bukanlah tanpa sebab, tentunya  secara garis besar hal tersebut timbul karena kurangnya kesadaran warga sekolah terutama para siswa terhadap kebersihan toilet itu sendiri.
Permasalahan tembok toilet penuh dengan coretan, wadah penampungan air yang bocor dan kepala kran yang sering tidak ditutup kembali setelah digunakan tentunya disebabkan oleh tangan-tangan siswa yang terlalu “kreatif”. Sedangkan aroma yang tidak sedap ini disebabkan oleh sebagian besar siswa seringkali tidak membersihkan setelah membuang hajatnya.

b.      Standar toilet dikatan sehat
Menurut Kementerian Perkerjaan Umum (PU) standar toilet yang sehat adalah harus memiliki syarat sebagai berikut:
b.1 Persyaratan Ruang :
Ø  Ruang untuk buang air besar (WC)
 Panjang  = 80-90 cm, Luas  = 150-160 cm, Tinggi  = 220-240 cm.
Ø  Ruang untuk buang air kecil (Urinoir)
Luas  = 70-80 cm, Tinggi  = 40-45 cm

b.2 Sirkulasi Udara :
Mempunyai kelembaban 40 - 50 %, dengan taraf pergantian udara yang baik yaitu mencapai   angka 15 air-change per jam (dengan suhu normal toilet 20-27 derajat celcius)

b.3 Pencahayaan :
Sistem pencahayaan toilet umum dapat menggunakan pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Iluminasi standar 100 - 200 lux.

b.4 Konstruksi Bangunan :
Ø  Lantai, kemiringan minimum lantai 1 % dari panjang atau lebar lantai.
Ø  Dinding, ubin keramik yang dipasang sebagai pelapis dinding, gysum tahan air atau bata dengan lapisan tahan air.
Ø  Langit-langit, terbuat dari lembaran yang cukup kaku dan rangka yang kuat sehingga memudahkan perawatan dan tidak kotor.
Selain itu, Kementerian Kesehatan juga menambahkan ada tujuh syarat toilet dikatakan sebagai tolilet sehat, yaitu:
1.      Tidak mencemari air
Untuk mengupayakan agar pembuatan toilet tidak  mencemarkan air, maka langkah-langkah yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
Ø  Saat menggali tanah untuk lubang kotoran, usahakan agar dasar lubang kotoran tidak mencapai permukaan air tanah maksimum. Jika keadaan terpaksa, dinding dan dasar lubang kotoran harus dipadatkan dengan tanah liat atau diplester.
Ø  Jarak lubang kotoran ke sumur sekurang-kurangnya 10 meter.
Ø  Letak lubang kotoran lebih rendah daripada letak sumur agar air kotor dari lubang kotoran tidak merembes dan mencemari sumur.
Ø  Tidak membuang air kotor dan buangan air besar ke dalam selokan, empang, danau, sungai, dan laut.
  1. Tidak mencemari tanah permukaan
Untuk menghindari pencemaran tanah permukaan jamban yang sudah penuh agar segera disedot untuk dikuras kotorannya, atau dikuras, kemudian kotoran ditimbun di lubang galian.
3.      Bebas dari serangga
Jamban yang sehat adalah jamban yang terhindar dari serangga. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan agar jamban terbebas dari seranggga adalah sebagai berikut:
Ø  Jika menggunakan bak air atau penampungan air, sebaiknya dikuras setiap minggu. Hal ini penting untuk mencegah bersarangnya nyamuk demam berdarah.
Ø  Ruangan dalam jamban harus terang. Bangunan yang gelap dapat menjadi sarang nyamuk.
Ø  Lantai jamban diplester rapat agar tidak terdapat celah-celah yang bisa menjadi sarang kecoa atau serangga lainnya.
Ø  Lantai jamban harus selalu bersih dan kering.
Ø  Lubang jamban, khususnya jamban cemplung, harus tertutup

4.      Tidak menimbulkan bau dan nyaman digunakan
Untuk menghilangkan bau ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
Ø  Jika menggunakan jamban cemplung, lubang jamban harus ditutup setiap selesai digunakan.
Ø  Jika menggunakan jamban leher angsa, permukaan leher angsa harus tertutup rapat oleh air.
Ø  Lubang buangan kotoran sebaiknya dilengkapi dengan pipa ventilasi untuk membuang bau dari dalam lubang kotoran.
Ø  Lantai jamban harus kedap air dan permukaan bowl licin. Pembersihan harus dilakukan secara periodik
5.      Aman digunakan oleh pemakainya
Pada tanah yang mudah longsor, perlu ada penguat pada dinding lubang kotoran dengan pasangan bata atau selongsong anyaman bambu atau bahan penguat lain yang terdapat di daerah setempat.
6.      Mudah dibersihkan dan tak menimbulkan gangguan bagi pemakainya
Untuk menghindari hal ini, langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
Ø  Lantai jamban rata dan miring ke arah saluran lubang kotoran.
Ø  Jangan membuang plastik, puntung rokok, atau benda lain ke saluran kotoran karena dapat menyumbat saluran.
Ø  Jangan mengalirkan air cucian ke saluran atau lubang kotoran karena jamban akan cepat penuh.
Ø  Hindarkan cara penyambungan aliran dengan sudut mati. Gunakan pipa berdiameter minimal 4 inci. Letakkan pipa dengan kemiringan minimal 2:100
7.      Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan

c.       Absensi Toilet Sekolah
Setiap masalah pasti memiliki solusi. Absensi Toilet Sekolah merupakan strategi sederhana yang penulis tawarkan untuk mengatasi permasalahan joroknya toilet di lingkungan sekolah. Penerapannya pun cukup sederhana, yaitu dengan cara membuatkan daftar hadir atau absen siswa ketika menggunakan fasilitas toilet, dengan perkataaan sederhana setiap siswa yang menggunakan toilet sekolah harus mengisi daftar hadir yang telah disediakan. Cara ini tentunya bertujuan untuk mengontrol siswa secara intensif dalam memanfatkan fasilitas tolilet sekolah. Sehingga jika siswa yang telah memanfaatkan tolilet tersebut melakukan tindakan yang dapat membuat toilet sekolah menjadi kotor, dapat langsung mempertanggungjawabkannya.
Pengontrol Absensi Toilet Sekolah ini dijadwalkan oleh pengurus osis dan berkerja sama dengan guru piket. Kerja sama ini bertujuan agar petugas yang menjadi pengontrol ATS tersebut  tetap berjalan dengan lancar. Jika jam pelajaran sedang berjalan maka yang menjadi pengontrol ATS adalah guru piket dan ketika  jam istirahat, maka yang menjadi pengontrol ATS adalah anggota Osis yang ditugaskan. Dengan demikian, permasalahan yang biasanya melekat pada toilet sekolah bisa diatasi, baik itu berupa pemborosan air, tidak membersihkan setelah membuang hajat, dan mencoret tembok.

    3.  Simpulan dan Saran
Permasalahan yang sering dihadapi oleh sekolah terhadap toilet pada dasarnya disebabkan oleh kurangnya pengontrolan guru terhadap siswa ketika menggunakan toilet tersebut. Absensi Toilet Sekolah (ATS) merupakan strategi sederhana untuk mengontrol siswa dalam penggunaan fasilitas toilet.
Sebagai siswa seharusnya kita menjaga semua fasilitas yang terdapat di sekolah. Bertanggung jawab penuh terhadap fasilitas yang digunakan. Mari menjadi siswa yang bertanggung jawab.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar