SAMPAH PLASTIK
GAK ASIK?
A.
Sampah dan Sekolah
Masalah sampah dilingkungan sekolah bukanlah hal baru, banyak sekali
metode dan strategi-strategi yang diterapkan oleh pihak sekolah untuk mengatasi
permasalahan tersebut, namun kenyataannya, hal tersebut masih saja menjadi
momok yang membuat pusing. Mungkin disebagian besar sekolah telah menerapkan
pembuatan kompos untuk mengatasi permasalahan sampah organik, akan tetapi,
permasalahn baru timbul, yaitu adanya sampah yang tidak dapat didaur menjadi
kompos atau sampah anorganik.
Sampah
anorganik merupakan sampah yang sangat berbahaya di sampaing proses
pembuatannya yang menggunakan bahan-bahan kimia yang dapat berdampak buruk
terhadap kesehatan, sampah anorganik juga membutuhkan waktu yang lama dalam
proses penguraian alami atau penguraian yang dilakukan oleh alam itu sendiri,
sehingga dapat memncermari lingkungan. Salah satu sampah anorganik yang selalu
menjadi masalah terutama dilingkungan sekolah adalah sampah plastik. Dari hasil
pengamatan, sumber terbesar sampah plastik biasanya dihasilkan dari kantin
sekolah, baik itu berupa pembungkus snek, pipet minuman, botol-gelas
minuman mineral, dan yang paling banyak adalah sampah plastik minuman es.
Maka berdasarkan pemaparan masalah di atas, penulis
mencoba menuangkan ide melalui karya tulis ilmiah dengan judul “Sampah Plastik Gak
Asik?”. Dalam karya tulis ini penulis ingin memberikan sebuah solusi alternatif
sebagai upaya menekan dan meminimalisir penggunaan plastik terutama dikalangan
pelajar. Sehingga permasalahan yang dapat dirumuskan adalah “bagaimana cara
menanggulangi sampah plastik dan bagaimana cara meminimalisir penggunaan
plastik dikalangan pelajar.”
B. Tentang Sampah
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) sampah adalah barang atau benda yang sudah tidak terpakai
lagi. Menurut jenisnya sampah dibagi menjadi dua, yaitu sampah berdasarkan
sumbernya dan sampah berdasarkan sifatnya.
Sampah
berdasarkan sumbernya terdiri dari sampah alam, sampah manusia, sampah
konsumsi, sampah pertambangan dan sampah industri, serta sampah nuklir. Sampah alam adalah
sampah yang diproduksi di kehidupan liar yang daur ulangnya diproses secara
alami, seperti daun-daun kering terurai menjadi tanah. Sampah
manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan
terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah konsumsi merupakan
sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, dengan kata lain adalah
sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah sampah yang umum
dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih
jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses
pertambangan dan industri. Sampah pertambangan
dan industri merupakan limbah yang dihasilkan dari sebuah proses bahan mentah
menjadi bahan jadi, sedangkan sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang
menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi
lingkungan hidup dan juga manusia. Oleh karena itu, sampah nuklir disimpan
ditempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan aktifitas
tempat-tempat yang dituju biasanya bekas tambang garam atau dasar laut (walau
jarang namun kadang masih dilakukan).
Sampah berdasarkan sifatnya terdiri dari sampah organik dan sampah
anorganik. Sampah organik adalah sampah yang berasal dari daun-daunan yang
mudah mengalami daur ulang, sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang
terdiri dari unsur yang tidak dapat diposes secara alami sehingga membutuhkan
campurtangan manusia untuk mendaur ulang.
C.
Plastik Sampah Anorganik yang Berbahaya , Why?
Plastik merupakan wadah yang sering digunakan
sebagai pembungkus. Selain ringan, praktis pun sering menjadi alasan utama
penggunaannya. Namun, tidak disadari dibalik semua hal tersebut ternyata
terdapat fakta yang sungguh mencengangkan. Sampah plastik ternyata membutuhkan
waktu yang sangat lama dalam proses penguraiannya, yaitu sekitar 1000 tahun. Akan
tetapi, permasalahn tidak selelai sampai disitu, sebab partikel-partikel
plastik yang telah diuraikan masih bisa mencemari tanah dan air tanah.
Selain itu, plastik dikatakan berbahaya karena biasanya
plastik merupakan produk daur ulang yang bisa saja berasal dari bungkus
pestisida, limbah rumah sakit, limbah logam berat, bahkan dari kotoran manusia.
Dan juga dalam proses pembuatannya, polivinilklorida (PVC) yang merupakan bahan
dasar kantong plastik ditambahkan penstabil senyawa timbal, timah putih,
kadnium, residu, dan bahan berbahaya lainnya bagi kesehatan. Bahan-bahan
tersebut mengakibatkan berbagai macam penyakit, seperti kangker hati dan
paru-paru, dapat meracuni ginjal dan sistem saraf, dapat mengganggu sistem
endokrin, dan penyakit lainnya
D.
Menekan Jumlah Sampah Plastik di
Sekolah
Pertannyaan yang sering terpikirkan bahkan terucap
tentang sampah plastik pada masyarakat sekolah adalah bagaimana cara mengurangi
jumlah sampah plastik di lingkungan sekolah? Nah dalam karya tulis ini saya
(penulis) memberikan beberapa upaya yang dapat dilakukan di sekolah untuk
menekan atau mengurangi dampak sampah plastik. Upaya tersebut adalah sebagai
berikut:
1.
Melakukan Gemas Mengamplas.
Gemas Mengamplas merupakan akronim dari Gerakan
Massal Mengelolah Sampah Plastik. Gerakan yang dimaksud adalah menuangkan
kreatifitas warga sekolah baik guru maupun siswa dalam menciptakan sebuah
kreasi dari sampah plastik, sehingga memiliki nilai ekonomis. Adapun
benda-benda yang dapat dikerasikan dari sampah plastik adalah tas, dombet, bak
sampah, tas laptop, dan lain-lain.
2.
Melakukan gerakan “ini wadah gue,
mana wadah lho?”
Seperti yang
telah dipaparkan di atas bahwa sampah plastik yang paling dominan ditemukan di
lingkungan sekolah adalah sampah plastik minuman es. Nah, gerakan “Ini wadah gue,
mana wadah lho?” dirasa sangat cocok untuk menanggulangi permasalahan
tersebut, sebab gerakan ini menyuruh siswa bahkan guru membawa wadah sendiri
dari rumah, sehingga ketika siswa atau guru ingin membeli es, maka wadah es
yang semulanya menggunakan plastik sekali pakai diganti dengan wadah yang
dibawan dari rumah masing-masing. Tentunya wadah tersebut merupakn wadah yang
dapat digunakan berulang kali.
Selain wadah
temapat minum, warga sekolah juga dianjurkan untuk membawa piring, dengan kata
lain satu orang membawa satu piring, tujuannya adalah untuk mengurangi sampah
plastik yang dihasilkan dari bungkusan makan berat seperti bungkusan cilok,
bingkusan gorengan dan lain sebagainya. Dengan mengganti plastik sebagai wadah
makan tersebut dengan piring yang dibawa tentunya akan memberikan dampak yang
sangat nyata bagi pengurangan sampah plastik itu sendiri.
3.
Melakukan kerjasama dengan
pengepul plastik
Selain kedua
langkah di atas, maka langkah yang ketigalah yang paling sederhana. Warga
sekolah menggandeng atau berkerjasama dengan Pengepul barang plastik, sehingga
uang yang dihasilkan dari sampah plastik yang terjual dapat dimanfaat untuk
kepentingan sekolah, misalanya untuk membeli peralatan kebersihan.
E.
Simpulan dan Saran
Sampah plastik
merupakan sampah yang sangat berbahaya, selain penguraian yang memakan waktu
lama sampah plastik juga terbuat dari bahan- bahan berbahaya sehingga dpat
mengancam kesehatan. Selain itu sampah plastik juga memberikan dapmpak yang
buruk bagi tanah dan air tanah.
Tiga upaya yang
ditawarkan dalam karya tulis ini dirasa sangat membantu dalam menekan atau
mengurangi sampah plasti terutama di lingkungan sekolah. Dengan adanya gerakan
Gemas Mengaplas ini warga sekolah akan bahu membahu menciptakan sebuah karya
yang tentunya dapat dimanfaatkan. “ Ini wadah Geu, Mana Wadah Lho?”
juga merupakan gerakan yang sederhana namun memberikan dapapak yang signifikan
dalam menekan jumlah sampah plastik yang berada dilingkungan sekolah. Sedangkan
Berkerjasama dengan Pengepul merupakn alternatif solusi mengatasi permasalahan
sampah plastik yang menguntungkan, sebab dengan berkerjasama dengan pengepul
plastik tentunya akan merubah sampah menjadi uang, sehingga uang tersebut dapat
dimanfaat untuk keperluan kebersihan sekolah.
Saran yang
dapat penulis sampaikan adalah mari kita bersama-sama mengontrol penggunaan
plastik. Gunakan wadah yang dapat digunakan sebagai pengganti plastik, dan
tentunya dapat dugunakan berulang-ulang.
Salamatkan bumi, selamtakan masa depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar